Site icon ROVINDO

Aset Perbankan di Sulsel Tumbuh 10,03 Persen

MAKASSAR, BKM — Masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) tampaknya masih lebih memilih menyimpan uangnya di bank dalam bentuk tabungan daripada deposito maupun intstrumen penyimpanan uang lainnya di lembaga keuangan non bank.
Padahal, jika dibandingkan, suku bunga tabungan lebih rendah dibandingkan suku bunga deposito maupun tempat penyimpanan uang lainnya. Seperti asuransi.
”Ini tentu menjadi hal menarik di wilayah Silawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Dimana, nasyarakat lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan daripada deposito maupun instrumen penyimpanan uang lainnya. Padahal kita tahu bersama kalau suku bunga tabungan lebih rendah dibandingkan produk perbankan lainnya,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Darwisman, pada acara Journalist Update yang berlangsung di Kafe The Foreign, Selasa (26/3).
Sesuai data per Januari 2024, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun lembaga perbankan yang ada di Provinsi Sulawesi dan Sulawesi Barat lebih banyak tersimpan dalam bentuk tabungan.
Jumlahnya mencapai 59,26 persen jika dibandingkan tersimpan di deposito yang hanya 25,77 persen. Sedangkan sisanya 14,97 persen tersimpan dalam bentuk instrumen simpanan lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Darwisman juga mengungkapkan mengenai pertumbuhan kebutuhan kinerja industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan.
Dikatakan, pada posisi Januari 2024 stabil dan menunjukkan pertumbuhan positif, didukung fungsi intermediasi yang tinggi dan tingkat risiko tetap terjaga.
Menurut Darwisman, kantor OJK Sulselbar bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat serta seluruh pemangku kepentingan, juga terus melakukan berbagai program peningkatan literasi dan inklusi keuangan untuk mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Terkait perkembangan sektor perbankan, Darwisman mengatakan, total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Januari 2024 tumbuh 10,03 persen yoy (year on year) dengan nominal mencapai Rp189,76 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp186,11 triliun dan aset BPR Rp3,65 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 10,12 persen yoy dengan nominal mencapai Rp126,85 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 13,26 persen yoy dengan nominal mencapai Rp156,69 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,52 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,04 persen.
Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan positif pada posisi Januari 2024. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 12,10 persen yoy menjadi Rp13,93 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 18,44 persen yoy menjadi Rp10,09 triliun, dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh double digit sebesar 13,90 persen yoy menjadi Rp11,93 triliun.
Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level tinggi 118,18 persen dengan tingkat NPL pada level aman 2,53 persen. Kredit usaha mikro terus tumbuhRealisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 10,07 persen yoy menjadi Rp59,96 triliun dengan share sebesar 39,00 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulawesi Selatan.
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 29,72 persen yoy menjadi Rp33,08 triliun. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 926.107 debitur dengan tingkat NPL terkendali pada level 4,78 persen.
”Untuk perkembangan pasar modal sendiri, jumlah rekening investasi posisi Januari 2024 mencapai 432.029 rekening dengan porsi terbesar pada produk rekening reksadana sebanyak 312.304 rekening, rekening saham 104.395 rekening, dan SBN 15.330 rekening. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Januari 2024 sebesar Rp1,87 triliun. (mir)

source

Exit mobile version