MAKASSAR, BKM — ALSA LC Unhas kembali mengadakan kegiatan tahunan, yaitu ALSA Care and Legal Coaching Clinic (CLCC).Untuk tahun ini mengusung tema Decreasing School Dropout Rates Among Island Children Trough Equal Access to Education as an Impact of Sand Mining.
Dengan tema ini, ALSA LC Unhas berfokus pada pemberian edukasi hukum terkait dampak negatif penambangan pasir terhadap akses pendidikan anak-anak di daerah Kepulauan Kodingareng. Selain
itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemerataan pendidikan sebagai upaya mencegah angka putus sekolah, sekaligus memberikan pengajaran terhadap anak-anak di pulau tersebut sebagai bekal mereka dalam menempuh pendidikan paket C.
ALSA CLCC merupakan gabungan dari dua program kerja unggulan ALSA, yaitu ALSA Care dan ALSA Legal Coaching Clinic (LCC), yang dalam hal ini mencerminkan dua pilar utama dari ALSA itu sendiri, Socially Responsible dan Legally Skilled.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22-28 November 2024. Dengan agenda yang terbagi menjadi dua bagian utama, yakni pre-event dan main event, yang berlangsung selama total lima hari.
Achmad Al Muhtadee Billah Herianto selaku Project Officer pada program kerja ALSA Care and Legal Coaching Clinic, mengatakan program kerja ini tidak hanya menjadi sarana dalam edukasi hukum yang disertai dengan edukasi masyarakat. Tapi juga menciptakan dampak yang nyata bagi masyarakat, khususnya pada anak-anak di kepulauan Kodingareng.
Kegiatan CLCC dibuka dengan pre-event dari LCC, yaitu Diskusi Kolaborasi pada tanggal 22 November 2024 yang bertempat di Lab. Mout Court Dr. Harifin A. Tumpa, S.H, M.H., Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Diskusi ini melibatkan lembaga-lembaga tinggi di beberapa Fakultas Hukum yang ada di Makassar, seperti BEM Universitas Bosowa, Himahum Universitas Negeri Makassar, LeDHaK Universitas Hasanuddin dan Alauddin Law Study Center (ALSC).
Pada kegiatan diskusi ini, peserta bertindak sebagai pembicara yang akan membahas mengenai peran corporate social responsibility (CSR) pertambangan terhadap dampak kesejahteraan pendidikan masyarakat di Pulau Kodingareng Lompo, yang kemudian pada akhirnya akan mengantarkan kepada urgensi anak-anak di pulau tersebut untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkontribusi pada petisi yang telah dibuat untuk memperjuangkan hak-hak anak tersebut.
Selanjutnya, di tanggal 23 November 2024 terdapat pre-event dari care berupa story sparks yang berlokasi di Pulau Kodingareng Lompo. Kegiatan ini dilakukan dengan menampilkan dongeng beserta cerita dan puisi kepada anak-anak di pulau tersebut, yang bertujuan untuk meningkatkan semangat serta motivasi anak-anak untuk belajar dan menempuh pendidikan.
Dalam pre-event ini melibatkan Sikola Cendekia Pesisir (SCP) selaku partnership untuk bisa berkolaborasi dalam agenda story sparks di pulau tersebut. Kegiatan ini ditutup dengan mengadakan workshop untuk menghias buku catatan, dengan tujuan untuk meningkatkan semangat belajar dari anak-anak.
Untuk main-event LCC dilaksanakan pada tanggal 24 November 2024 di Pulau Kodingareng Lompo. Kegiatan ini berupa penyuluhan hukum yang melibatkan beberapa pemateri seperti Sukrianto Kianto, S.H., selaku Kepala Divisi Advokasi dalam Lembaga Advokasi & Pendidikan Anak Rakyat Sulawesi Selatan (LAPAR), Nunuk Parwati Songki, S.H., selaku Staf Bidang Perempuan, Anak, dan Disabilitas YLBHI-LBH Makassar dan Gaffar, S.Pd., yang merupakan Ketua Yayasan PKBM Kodingareng Lompo.
Penyuluhan ini membahas terkait pentingnya pendidikan formal maupun nonformal untuk memperoleh ijazah paket C terhadap masa depan anak, serta hak untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak untuk menghasilkan individu yang cerdas dan berkualitas. Terlebih lagi adanya dampak nyata akibat dari penambangan pasir yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah karena keterbatasan biaya. Kegiatan ini diakhiri oleh penandatangan MoU terkait pendaftaran 12 anak Kodingareng yang telah memenuhi syarat kepada pihak PKBM.
Sementara main event care, yaitu opening class yang dilaksanakan pada tanggal 26 November 2024 di Pulau Kodingareng Lompo. Opening class ini menggandeng Syamsul Alim Bahri, S.Pd., M.Pd. selaku Direktur Utama Solusi Belajar & Fasilitator Human Initiative Volunteer Energy Sulawesi Selatan (HIVE). Juga dari Elevating Zeniths of Proficiency and Zest English Community (EZPZ), yakni Fachrul Achsan Saputra dan Muh. Nur Alias.
Acara ini dilaksanakan dengan melakukan pengajaran mengenai mata pelajaran yang dirangkum dalam sebuah silabus (yang nantinya akan diserahkan kepada PKBM) untuk keperluan paket C. Opening class ini ditutup dengan penyerahan donasi berupa uang dan buku. Termasuk adanya QR yang berisi e-book ataupun video pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran anak-anak.
Pelaksanaan CLCC tahun ini ditutup dengan kegiatan main event LCC berupa Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2024 di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
Di agenda ini ada perwakilan dari Tim Riset LCC bernama Andi Muhammad Fathir Aditya Perdana dan beberapa narasumber dari berbagai kalangan, seperti Yasmin Gasba, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kota Makassar, Jamaluddin ST., MT. selaku Kepala Bidang Mineral & Batubara (Minerba) Dinas Energi Sumber Daya Manusia ProvinsiĀ Sulawesi Selatan, Sukrianto Kianto, S.H., selaku Kepala Divisi Advokasi dalam Lembaga Advokasi & Pendidikan Anak Rakyat Sulawesi Selatan (LAPAR), Nunuk Parwati Songki, S.H., selaku Staf Bidang Perempuan, Anak, dan Disabilitas YLBHI-LBH Makassar, Gaffar, S.Pd., yang merupakan Ketua Yayasan PKBM Kodingareng Lompo, dan Sardi selaku representasi masyarakat Pulau Kodingareng Lompo.
FGD ini mengangkat tema Meninjau Komitmen Pemerintah dalam Mewujudkan Kesetaraan Pendidikan melalui Akses Pendidikan SMA Negeri dan Program Paket C di Wilayah PulauĀ Kodingareng yang Terdampak Pertambangan.
Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan Surat Komitmen sebagai bentuk komitmen untuk memperjuangkan hak-hak anak dan masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak dan memperjuangkan pendirian SMA negeri di pulau tersebut. (rls)