MAKASSAR, BKM — Debat pasangan calon wali kota/wali kota Makassar putaran kedua atau terakhir digelar, Rabu (13/11) di Hotel Four Point Makassar. Empat pasangan calon (paslon) adu ide, program, dan gagasan.
Masing-masing paslon nomor urut satu Munafri Arifuddin (Appi)-Aliyah Mustika Ilham (Mulia), paslon nomor urut dua Andi Seto Ghadista Asapa-Rezki Mulfiati Luthfi (Sehati), paslon nomor urut tiga Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (Inimi) dan paslon nomor urut empat Amri Arsyid-Rahman Bando (Aman).
Berbagai strategi dalam menangani persoalan Makassar disampaikan dalam momen tersebut. Salah satu contoh, dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrem di Makassar.
Calon Wali Kota Makassar nomor urut tiga Indira Yusuf Ismail mengatakan, ada tiga kebaikan utama yang akan mereka wujudkan dalam menghadapi perubahan iklim.
“Pertama pengembangan pelayanan infrastruktur dasar seperti transportasi, energi, air bersih dan pendekatan ramah lingkungan. Selanjutnya mengenai lingkungan hidup, menginterpretasikan prinsip keberlanjutan semua aspek pembangunan dengan fokus pada penanganan perubahan iklim pelestarian sumber daya alam dan budaya, dan terakhir, penyelenggaraan kota cerdas yang terintegrasi satu data untuk mempercepat pengambilan kebijakan yang strategis,” ujarnya.
Sementara itu, Ilham Ari Fauzi menambahkan langkah konkret terkait manajemen persampahan yang telah diterapkan oleh Pemkot Makassar dan siap diteruskan oleh pasangan Inimi. Menurut Ilham, sistem persampahan di Makassar telah berkembang mulai dari hulu hingga hilir, dengan adanya kerja sama PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) yang memungkinkan pengolahan sampah di TPA Antang akan selesai dalam waktu sembilan tahun.
“Ini semua adalah sistem untuk memitigasi kejadian-kejadian tidak terprediksi. Kejadian alam adalah force majeure, kita tidak bisa memprediksi, tetapi upaya Pemerintah Kota Makassar telah ada, yaitu salah satunya sistem persampahan,” jelas Ilham.
Ilham juga menyoroti upaya mitigasi di kawasan lorong melalui program lorong wisata dan lorong iklim. Setiap lorong di Makassar diharapkan memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana seperti panas ekstrem.
Pria yang akrab disapa Daeng Tayang ini mengajak masyarakat untuk mengunjungi lorong wisata yang telah banyak memiliki taman vertikal, serta menambahkan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar telah meningkat berkat kontribusi lorong-lorong tersebut.
“Mari kita berkunjung ke lorong wisata. Betapa banyak vertikal garden yang ada dan datanya kami mau tambahkan. Tahun lalu 9,7 persen RTH, tahun ini sudah di angka 11 persen RTH dan itu disumbangkan oleh lorong-lorong,” jelas Ilham.
Paslon ini juga memaparkan komitmen mereka untuk mengatasi masalah pencemaran sampah yang masih menjadi tantangan besar di kota pesisir, termasuk Makassar. Indira menjelaskan, salah satu cara efektif untuk mengurangi pencemaran plastik adalah melalui edukasi yang dimulai dari lingkungan rumah tangga.
Menurutnya, masyarakat harus didorong untuk mengurangi penggunaan plastik dan lebih sadar dalam mengelola sampah. Konsep 5R (reduce, reuse, recycle, replace, recovery) perlu menjadi prioritas dalam penanganan sampah di Makassar seiring dengan terus meningkatnya populasi.
“Dengan populasi yang terus bertambah setiap tahunnya, mengakibatkan jumlah sampah semakin besar. Jadi kita perlu mengedukasi masyarakat supaya menerapkan bagaimana memilah sampah melalui 5R menjadi prioritas dalam penanganannya,” jelasnya.
Sementara itu, Ilham Ari Fauzi menjelaskan langkah yang telah diambil Pemkot Makassar saat ini dalam menciptakan sistem bank sampah yang tersebar di berbagai lorong sebagai bagian dari indikator kinerja RT/RW.
“Sudah ada 638 unit bank sampah di dalam lorong-lorong dan menjadi salah satu indikator insentif kinerja RT RW. Artinya apa, upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar untuk mengurangi penggunaan sampah dan memilah sampah itu sudah ada, tinggal kita teruskan,” katanya.
Ilham juga memaparkan rencana ambisius pembangunan fasilitas PSEL yang ditargetkan selesai pada 2027. Dia optimis fasilitas tersebut akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah, dari sekadar limbah menjadi komoditi yang bernilai.
“Perlu semua masyarakat kota Makassar mengubah mindsetnya bahwa sampah bukanlah buangan. Sampah bukanlah hal-hal yang tidak bernilai, tapi sampah adalah komoditi. Ketika PSEL terbangun di tahun 2027 kita semua akan kejar mengejar, di mana lagi kita bisa mendapatkan sampah. Karena di sana akan membutuhkan sampah untuk bisa memproduksi energi listrik,” pungkasnya.
Sehati: RTH Masih Kurang
Sementara paslon nomor urut dua Sehati menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan jumlah RTH di Makassar. Menurut Andi Seto, data saat ini menunjukkan bahwa RTH di Makassar masih kurang dari 9 persen, jauh dari target ideal yang ditetapkan pemerintah, yaitu 30 persen.
“Dari data yang ada, Kota Makassar hanya memiliki kurang dari 9 persen RTH. Di masa kepemimpinan kami, Insyaallah kami siap untuk mewujudkan 30 persen RTH di Makassar. Ini adalah salah satu komitmen kami untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kenyamanan warga,” ujar Andi Seto.
Untuk mencapai target tersebut, pasangan ini memiliki sejumlah strategi inovatif yang mencakup pemanfaatan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasus) yang saat ini belum maksimal di berbagai wilayah kota.
Andi Seto menyoroti kawasan perumahan di Biringkanaya dan Tamalanrea sebagai wilayah potensial yang masih memiliki ruang untuk pengembangan RTH. Selain itu, Seto-Rezki juga berencana untuk mengoptimalkan RTH di gedung-gedung besar seperti mal dan apartemen yang saat ini belum memenuhi standar RTH.
Mereka akan mewajibkan gedung-gedung tersebut untuk mengembangkan area hijau di bagian rooftop sebagai bentuk kompensasi RTH “Kami akan meminta gedung-gedung besar memanfaatkan rooftop mereka sebagai RTH sehingga bisa menambah kontribusi ruang hijau bagi kota,” jelas Andi Seto.
Bagi bangunan baru, pasangan Sehati berjanji akan menegakkan persyaratan wajib 30 persen RTH sebagai syarat perizinan. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di Makassar.
Lebih jauh, pasangan Sehati juga melihat pentingnya menanam hutan mangrove di sepanjang pesisir sebagai solusi terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan. Menurutnya, mangrove tidak hanya akan menambah RTH, tetapi juga berperan dalam melindungi pesisir dari abrasi serta memperbaiki kualitas udara di wilayah pesisir.
“Kami berharap Makassar akan menjadi kota yang lebih hijau, sehat, dan nyaman untuk seluruh warganya. Komitmen kami dalam mewujudkan 30 persen RTH ini menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadirkan lingkungan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah bagi Makassar,” pungkasnya.
Janji Mulia Atasi Banjir
Paslon nomor urut satu Mulia menyinggung sejumlah persoalan di Makassar, diantaranya banjir, kesulitan air bersih yang terjadi setiap tahun.
“Persoalan Makassar hari ini begitu banyak sehingga dibutuhkan penanganan tepat sasaran. Kesejahteraan jadi tujuan utama program yang akan kami laksanakan,” kata Munafri didampingi Aliyah.
Munafri mengatakan, banjir jadi masalah saat musim hujan. Sedangkan di musim kemarau, sebagian warga kota kesulitan air bersih. Hal-hal tersebut harus jadi perhatian pemerintah.
“Tidak boleh lagi ada banjir yang hanya disebut sebagai genangan. Tidak boleh lagi ada masyarakat yang membeli air bersih saat musim kemarau. Tidak boleh lagi ada peningkatan stunting dan gizi buruk di Kota makassar. Tidak boleh lagi ada pembangunan semrawut yang melanggar aturan-aturan tata kota,” ucap Munafri.
Munafri juga menyinggung soal klub sepak bola andalan warga Makassar PSM. Dua musim terakhir PSM berkandang di luar kota karena tidak ada stadion sepakbola di Makassar.
“Tidak boleh lagi PSM yang kita cintai bermarkas di luar kota Makassar,”ucap Appi –panggilan akrab Munafri Arifuddin.
Appi menyatakan, pasangan Mulia hadir memberi solusi dari semua persoalan yang ada. Kini saatnya pemerintah hadir untuk meringankan beban masyarakat. Yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tersedianya lapangan kerja, serta menjaga stabilitas harga bahan pokok.
“Kami pastikan dengan program-program pro rakya, Makassar akan jadi kota yang maju, dan sebagai pusat pertumbuhan di sulawesi selatan juga kawasan timur Indonesia,” katanya.
Aman Prioritas Masalah Sampah
Sementara paslon nomor urut empat Aman mengusung tata kelola pemerintahan yang mendukung kesetaraan, partisipasi, serta toleransi untuk seluruh masyarakat Makassar. Cawali Amri Arsyid mengatakan, Aman akan hadir sebagai solusi untuk seluruh persoalan masyarakat dengan spirit kepemimpinan yang ikhlas dalam melayani, cerdas, amanah, jujur dan berintegritas.
“Insyaallah Aman akan hadir memberikan solusi terhadap permasalahan yang saat ini sedang kita hadapi di Kota Makassar. Melanjutkan semua program pemerintah yang berdampak pada kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat,” kata Amri.
Aman berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan, mengatasi banjir dan kemacetan, krisis air bersih, serta pencemaran lingkungan di Kota Makassar. Untuk mewujudkan hal itu, Aman akan ikut melibatkan masyarakat, serta membangun sinergi dengan pemerintah pusat, daerah tetangga dan provinsi.
“Kami bertekad untuk menyelesaikan beberapa persoalan penting kota Makassar sebagai prioritas seperti masalah sampah, banjir dan drainase, air bersih, dan kemacetan, pencemaran lingkungan dan ruang terbuka hijau, serta penataan ruang dan pemukiman,” tambahnya.
Amri menegaskan, jika terpilih pada 27 November 2024 mendatang, Aman akan menciptakan sistem pemerintahan yang lebih demokratis, adil, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Prinsip pemerintahan yang berkeadilan akan diterjemahkan dalam berbagai macam kebijakan pemerintah.
Paslon usungan PKS ini juga berkomitmen akan merealisasikan pembangunan berkelanjutan di Makassar.
AMAN menekankan pembanguan tersebut akan menjangkau kesejahteraan warga miskin, serta tidak mengabaikan penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak.
“Yang paling penting adalah kemajuan yang berkelanjutan bukan yang terputus-putus dari satu pemerintah pemerintah yang lain untuk itu kami berorientasi pada kemajuan yang tidak hanya memikirkan generasi sekarang tapi memikirkan generasi ke depan,” jelas Amri.
“Pastinya Aman akan memperhatikan inklusivisme. Dalam pembangunan tidak akan ada yang terabaikan. Yang mana warga miskin perempuan anak-anak dan penyandang disabilitas ini akan menjadi prioritas kita untuk pembangunan kota Makassar,” lanjut Ketua PKS Sulsel tersebut.
Amri Arsyid juga menegaskan dalam membangun Kota Makassar ke depan akan tetap mengadaptasi perkembangan teknologi di era industri 5.0. “Teknologi dan inovasi 5.0 yang merupakan masa depan bangsa dan masa depan dunia, suka tidak suka harus bisa diadaptasi. Harus bisa kita jalankan untuk memperlancar proses pembangunan di kota kita tercinta ini,” tandasnya.
Abd Rahman Bando menambahkan bahwa kunci dalam pembangunan berkelanjutan di era industri 5.0 ini yakni keterlibatan pemerintah sebagai pengontrol dan pengawas.
“Untuk menyukseskan ini semua maka kami menempatkan birokrasi sebagai sentra penggeraknya dengan melibatkan seluruh pihak dan elemen yang kemudian akademisi, warga masyarakat bahkan buruh harian. Kita perlu dengarkan semua masukan untuk melakukan perencanaan pelaksanaan dan pengawasan sesuai dengan 8 misi visi kami, kemudian 17 arah pembangunan dan 45 indikator program dan kegiatan yang telah kami rancang,” jelasnya. (rhm-jun-rif)