Adakah Tanda Saya Bikin Dinasti?
axel wiryanto
Tuesday, 09 July 2024 03:03 am
dibaca 164 kali

MAKASSAR, BKM — Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berencana akan maju di pertarungan pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel. Selain Danny, sang istri Indira Yusuf Ismail juga disebut-sebut bakal berkontestasi di pilkada namun pada skala pemilihan Wali Kota Makassar.
Bahkan, Ketua Tim Penggerak PKK itu sudah aktif turun hingga ke lorong-lorong untuk melakukan sosialisasi. Balihonya terpampang di berbagai sudut Kota Makassar.

Majunya Danny dan Indira di kontestasi pemilihan kepala daerah yang akan digelar serentak 27 November mendatang dianggap sejumlah kalangan sebagai upaya Wali Kota Makassar itu membangun politik dinasti di Sulsel. Hal itu pun dibantah dengan tegas oleh Danny.
Dia bertutur ikhwal dirinya maju di pemilihan gubernur karena memang berawal dari niat tulusnya ingin berkontribusi secara aktif dan penuh dalam membangun Sulsel. Lelaki yang berlatar belakang arsitek itu mengatakan persoalan dinasti, nepotisme, apalagi KKN jauh dari niat tulusnya.
“Adakah tanda-tandanya saya bikin dinasti? Apakah tanda-tandanya saya nepotisme? Saya itu sudah mau 10 tahun (jadi wali kota). Tandanya begini, istriku, anakku, saudaraku, iparku, urus pemerintahan, urus proyek, itu yang paling dominan kalau dalam politik. Buktikanmi satu ada,” tegas Danny.
Dia melanjutkan jika dirinya ingin membangun dinasti dan melakukan nepotisme, tidak perlu menunggu 10 tahun kalau ingin Indira membangun kekuatan politik. Alasan Indira maju sebagai bakal calon wali kota pun punya histori yang cukup unik. Awalnya atas desakan dan keinginan sejumlah pihak. Termasuk dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Danny pun mengaku menolak dengan tegas keinginan sejumlah pihak yang ingin mencalonkan Indira sebagai balon wali kota. Bahkan saat digelar rapat-rapat konsolidasi untuk sang istri, dirinya membubarkan rapat tersebut.
“Orang banyak tanya sama saya, kenapa kasih maju ibu? Saya bilang, pertanyaanku juga seperti itu, waktu orang usul ibu. Kenapa suruh maju ibu, untuk apa? Saya ndak pernah minta. Saya yang tolak malah. Saya yang pertama kalau dia rapat-rapat, saya kasih bubar rapatnya,” terang Danny.
Namun seiring waktu, dia melihat potensi yang ada di diri Indira. Selain itu, dukungan dari berbagai pihak pun kian kencang.
Danny pun hitung-hitungan, jika Indira maju di pilwalkot dan dirinya di pilgub, maka cost atau biaya yang harus dikeluarkan lebih murah. Selain itu, Danny punya benteng alias potensi suara di Makassar. Jika Indira maju, maka ada yang bisa menjaga suaranya.
“Kalau saya maju dan maju, maka kita akan satu kali kerja. Lebih praktis dan efisien. Dan saya tidak terlalu boros. Inilah bagusnya pilkada serentak. Bentengku Makassar, ada ibu yang jaga di situ. Coba bede dibalik, ibu tidak maju, dua kali kerja saya. Costnya tinggi, tidak ada yang pelihara ini (suara),” kata Danny.

Alasan lain sehingga dirinya mendorong Indira maju di Pilwalkot karena sang istri dipercaya bisa melanjutkan kebaikan yang telah dilakukan di Makassar. “Kita punya pengalaman sejarah. Dulu Makassar hancur, kita perbaiki. Setelah dua tahun, hancur lagi. Kita Perbaiki. Di situlah masyarakat agak trauma. Kenapa ingin Ibu Indira? Karena anggap Ibu Indira yang paling tahu. Karena saya kan selalu keluh kesahku itu di rumah, ada begini ada begini. Dia paling tahu,” imbuhnya.

Danny melihat elektabilitas Indira semakin baik dari hari ke hari. Bahkan hasil survei terbaru dari salah satu lembaga survei, Indira sudah berada di posisi kedua. Hanya selisih 6 persen dari Munafri Arifuddin alias Appi yang juga digadang-gadang ikut kontestasi pilwali.
Sebagai partai yang sejak awal menginisiasi Indira maju di pilwali, PPP pasang badan. Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Makassar Rahmat Taqwa Qurais (RTQ) menyampaikan, dua tahun terakhir ini, PPP massif melobi Indira untuk melanjutkan estafet pemerintahan di kota ini. Hanya saja pada masa itu, Indira dan Danny Pomanto belum menanggapi dengan serius.
Karenanya, legislator DPRD Makassar ini menegaskan bahwa masuknya Indira dalam kontestasi pilwali tidak bisa disebut sebagai dinasti politik. “Kami PPP hadirkan yang dibutuhkan masyarakat. Yang dorong Indira maju bukan Pak Danny. Ini bukan dinasti. Kami yang mendorong karena beliau memang layak,” ucap RTQ.

Bahkan awal-awal PPP menyebut nama Indira sebagai usungannya, Wali Kota Makassar Danny Pomanto kerap membantah wacana tersebut. Itu artinya, kata Rahmat Taqwa, tak ada campur tangan dari Danny Pomanto ihwal mencuatnya nama Indira dalam kontestasi ini.
“Orang pertama dan kukuh mendorong (Indira) saya. Ini juga proses sangat panjang sampai pada keputusan ikut maju,” sebutnya.
Sementara itu, Indira Yusuf Ismail mengatakan, niatnya untuk melanjutkan kebaikan di Kota Makassar tidak mudah. Termasuk untuk mendapat restu dari sang suami. Dia mengaku sang suami awalnya tidak langsung setuju.
“Namun karena melihat kegigihan saya, apalagi dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk dari PPP, akhirnya Bapak merestui,” kata Indira.
Indira mengatakan siap menjalani segala proses politik dalam kontestasi ini. Sebagai Ketua TP PKK Kota Makassar, ia sudah terbiasa menjalankan program pemerintah, bertemu langsung dengan masyarakat dan ikut memberikan kontribusi untuk kemajuan kota.
“Jadi saya memang tidak tiba-tiba (berbaur dengan masyarakat). Saya selalu saksikan dan amati situasi yang terjadi di Makassar. Saya belajar dan beradaptasi,” tandasnya. (rhm)

source