MEMPERTAHANKAN hidup di tengah kondisi ekonomi yang mulai serba mahal dibutuhkan kerja keras tanpa mengenal usia, tanpa mengenal panas dan hujan demi satu tujuan mencari rezeki untuk makan hari ini dan besok. Seperti halnya yang dilakoni Sunniati (58) tahun yang harus rela berjualan assesoris wanita di Jalan Hertasning.
EDITOR: WARTA SHALLY HIDAYAT
Siang kemarin, cuaca memang tampak mendung, seorang wanita mengenakan topi warna coklat, jilbab hijau serta masker terbalik yang bertuliskan NKRI Harga Mati duduk sendiri di pinggir taman tepatnya di depan kantor PT PP Persero.
Matanya mamandang tajam setiap pengendara roda dua atau empat yang melintas di jalan provinsi tersebut, yang berharap ada pengendara yang membeli assesorisnya.
Bermodalkan keranjang susun berwarna hijau untuk menyusun assesorisnya berupa gelang, kalung, jepitan rambut, tali masker, masker, tasbi, ikat rambut, Sunniati sesekali meminta ke pejalan kaki atau pengendara untuk membeli jualannya. Harganya yang murah dan pelayanannya yang sangat ramah membuat orang untuk datang bertanya-tanya harga dari assesoris tersebut.
Bahkan derasnya persaingan produk seperti assesoris yang juga dijual di pusat pertokoan dan gerai tidak membuat Sunniati berkecil hati. Semangatnya untuk berjualan masih terus ada meskipun kesehatan seringkali terganggu.
“Mau mi diapa nak, kalau tidak menjual apa yang mau dimakan. Saat ini harga kebutuhan pokok juga mahal. Meski sakit harus ditahan demi mencari pembeli beras,”ujarnya ke penulis sambil mengusap kedua matanya yang mulai perih akibat asap kendaraan.
Ia juga mengaku kalau barang yang ia jual adalah milik keluarganya. Ia hanya mendapatkan persen biasa juga diberi beras.
The post Meski Sakit Tetap Kerja Demi Hidupi Keluarga appeared first on Berita Kota Makassar.