MAKASSAR, BKM–Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap konsisten menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
Seperti diketahui Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dari harga semula Rp. 7650 menjadi Rp. 10.000 dan Solar dari harga Rp.
Penolakan tersebut disampaikan Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP PKS, Anis Byarwati yang memberikan sejumlah catatan kritis mengenai dampak kenaikan BBM.
Anis menuturkan akan terjadi inflasi terutama di sektor pangan akibat kenaikan BBM, ia meyebut pelaku usaha UMKM dan kehidupan masyarakat akan langsung merasakan dampaknya.
Dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi adalah ancaman akan terjadinya inflasi yang cukup tinggi pada tahun ini.
“Inflasi pada Juli 2022 telah mencapai 4,94 persen, terutama karena tingginya inflasi kelompok volatile food (inflasi pangan) yang telah mencapai 11,5 persen.
Maka bisa dipastikan, jika harga BBM bersubsidi naik sebesar 30 persen maka, angka inflasi hingga akhir tahun bisa menembus angka 7-8 persen. Kondisi ini akan memukul kehidupan masyarakat banyak khususnya pelaku usaha UMKM, dimana daya beli dan konsumsi masyarakat akan semakin melemah,”lanjut Anis.Anis juga menyoroti dampak kenaikan harga BBM yang akan meningkatkan angka kemsikinan dan juga bertambahnya angka pengangguran, ia menyebut besaran BLT yang diberikan tidak sebanding dengan tekanan ekonomi yang dihadapi masyarakat.
The post PKS Kukuh Tolak kenaikan BBM appeared first on Berita Kota Makassar.