MAKASSAR, BKM — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan segera merealisasikan pengoperasian seaplane atau pesawat amfibi sebagai sarana transportasi antarwilayah kepulauan.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyatakan bahwa program ini akan berjalan dalam waktu dekat dengan dukungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan investor swasta.
“Saat ini sudah ada pengusaha yang berminat berinvestasi. Mereka hanya menunggu kepastian terkait jaminan keberlanjutan operasional seaplane,” kata Andi Sudirman, dirujab Gubernur Sulsel, Sabtu (3/5).
Menurutnya, seaplane akan digunakan untuk mendukung konektivitas antarwilayah dalam program “Sulsel Terkoneksi”, khususnya untuk kebutuhan transportasi masyarakat di daerah kepulauan, termasuk penanganan kondisi darurat dan distribusi logistik.
Pemprov Sulsel menargetkan kawasan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar sebagai pusat pengembangan Bandara Perairan, yang akan dinamakan Dermaga Hasanuddin. Bandara ini dirancang untuk melayani seaplane, flying boat, dan pesawat amfibi lainnya.
“Dermaga Hasanuddin akan menjadi terminal amfibi di wilayah timur Indonesia. Tempat lain masih akan dikaji lebih lanjut,” kata Kepala KSOP Makassar, Capt. Sahattua P. Simatupang, beberapa waktu lalu.
Beberapa rute yang sedang dalam tahap kajian antara lain Makassar – Samalona, Makassar – Karampuang, Makassar – Pangkep, dan Makassar – Selayar.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Erwin Terwo, menambahkan bahwa anggaran subsidi untuk operasional seaplane sudah diakomodir dalam APBD Sulsel. Selain itu, anggaran untuk Detail Engineering Design (DED) telah disiapkan sebesar Rp1,8 miliar.
“Gubernur sangat mendorong percepatan program ini. Kami juga akan melakukan studi banding ke Banyuwangi untuk melihat penerapan seaplane di sana,” kata Erwin.
Pemprov Sulsel bersama Kemenhub berharap program ini dapat meningkatkan konektivitas dan pelayanan transportasi di wilayah kepulauan serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.(jun)