MAKASSAR, BKM — Sejumlah kalangan di Kota Makassar menyatakan dukungannya kepada Shanghai SUS Environment Co., Ltd untuk menjalankan Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik/PSEL (Waste-to-Energy). Infrastruktur pembangkits listrik berteknologi canggih tapi ramah lingkungan disebut sudah menjadi kebutuhan.
Pembangunan PSEL di Makassar diperkirakan menelan biaya investasi sekitar Rp3,1 triliun. Tapi dari pengelolaan sampah menjadi listrik tersebut akan menghasilkan tenaga listrik sebesar 35 megawatt (MW).
Sejumlah alasan dikemukakan warga Makassar, khususnya yang berdomisili di Kecamatan Tamalanrea, Antang, Tamangapa, yang mendukung hadirnya pembangkit listrik dari sampah ini.
”Kalau sampah dikelola jadi listrik dengan teknologi canggih, kami harap Makassar sudah bebas dari tumpukan sampah ke depannya. Karena saat ini kita lihat sampah berserakan di mana-mana,” kata Yusuf (36) warga Tamalanrea yang berprofesi sebagai guru ini.
Yusuf berharap, proyek ini dapat mengatasi permasalahan sampah yang kerap dikeluhkan masyarakat dan tidak ada lagi timbunan sampah di kota Makassar. Warga juga menegaskan, persoalan bau sampah dan limbah ke depannya terselesaikan dengan baik.
”Kalau sampah diolah dan menghasilkan listrik dengan teknologi ramah lingkungan, polusi seperti bau, limbah, kualitaa udara dan air tanah tetap terjaga,” ujar Rahmat (46) warga lainnya yang bekerja sebagai karyawan swasta.
Rahmat juga berharap agar nantinya, baik dalam proses pengerjaan pembangunan infrastruktur hingga operasional pembangkit listrik ini, pengelola dalam hal ini SUS Environment bisa mengutamakan rekrutan tenaga kerja lokal atau warga Makassar sendiri.
Hal lainnya, warga mengharapkan dengan hadirnya pembangkit listri dari sampah ini, pasokan listrik untuk warga baik untuk rumah tangga, perkantoran maupun industri akan terjaga, khususnya untuk Makassar yang akan menikmati 35 megawatt (MW) hasil dari pembangkit listrik ramah lingkungan yang dibangun SUS Environment ini.
Diketahui, proyek PSEL Makassar bukan hanya menjadi unsur penting dalam strategi global SUS Environment, melainkan juga pencapaian penting dalam transisi Indonesia menuju energi hijau, serta inovasi sistem pengelolaan sampah.
Proyek yang sementara dalam proses pembangunan insfrastruktur ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2027, dan diharapkan akan menjadi proyek percontohan penting di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Selama masa pembangunan proyek, juga akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan mendorong perkembangan rantai industri terkait.
SUS akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen guna membuat pencapaian dalam bidang lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi. SUS juga akan bekerja sama dengan beragam sektor di Indonesia untuk mempromosikan pelestarian alam, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan hidup.
Selama fase konstruksi, proyek ini membuka lapangan pekerjaan bagi warga Makassar, serta mendorong perkembangan industri-industri terkait di Indonesia sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon dan pembangunan berkelanjutan. (mir)
Warga Dukung SUS Environment Bangun Infrastruktur Pembangkit Listrik dari Sampah
