Ilham: Transformasi Makassar, dari Anarkis Jadi Kota Festival

MAKASSAR, BKM–Calon wakil wali kota Makassar nomor urut tiga, Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, kembali menyampaikan pandangannya mengenai transformasi besar yang dialami Kota Daeng, ketika menghadiri undangan dialog dari Komunitas Kotata’ dengan isu perkotaan, di Plazgozz Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Senin (11/11) malam.
Dari semua calon diundang hanya Ilham Ari yang hadir untuk berdialog dengan mahasiswa dan beberapa akademisi.

Dalam kesempatan itu, Ilham menyebut bahwa kota yang dahulu sering mendapat citra negatif sebagai kota anarkis kini telah menjelma menjadi kota yang penuh warna dengan berbagai festival, termasuk Festival F8 yang mendunia, serta dikenal sebagai pusat kuliner dengan aneka makanan khas yang menggugah selera.

“Makassar dulu terkenal dengan sebutan kota anarkis, kota demo dan sebutan negatif lainnya. Tapi liat sekarang, betapa berubahnya wajah Makassar yang kini dikenal sebagai kota festival dan kuliner,”kata Ilham.

Ia menambahkan bahwa perubahan ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat , sekaligus menandakan komitmen kuat untuk menciptakan kota yang aman dan nyaman bagi semua orang.
Salah satu bukti nyata transformasi Makassar menjadi kota festival adalah kesuksesan gelaran Festival F8 yang diselenggarakan setiap tahun. Festival F8, yang meliputi berbagai elemen seperti Film, Fashion, Food, Fiction Writer & Font, Fine Arts, Folk, Fusion Music, dan Flora & Fauna, telah menarik ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri.
Ilham mengatakan bahwa Festival F8 adalah simbol yang baru, sebuah kota yang menghargai kreativitas, keberagaman, dan budaya.

“Festival F8 bukan hanya acara tahunan, tetapi juga menunjukkan bahwa Makassar bisa menjadi pusat kreativitas dan kebudayaan. Acara ini mempromosikan bakat lokal sekaligus menarik perhatian dunia. Kita tidak hanya dikenal sebagai kota dengan pemandangan laut yang indah, tapi juga sebagai kota dengan budaya kaya yang dapat dibanggakan di level internasional,”ujarnya.
Selain menjadi kota festival, alumni Universitas Indonesia ini juga menyoroti peran kuliner dalam membangun citra positif. Makassar kini dikenal sebagai “Kota Makan Enak,” dengan berbagai masakan khas yang sudah terkenal, seperti Coto Makassar, Sop Konro, Pallubasa, hingga pisang epe yang selalu menjadi buruan wisatawan.

Menurut pemuda yang akrab disapa Daeng Tayang ini, sektor kuliner tidak hanya memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik utama yang memperkaya pengalaman wisatawan.

Ia juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung festival-festival kuliner sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan kekayaan kuliner lokal.
“Kita harus terus mengadakan festival-festival kuliner yang menonjolkan makanan tradisional Makassar. Dengan begitu, para wisatawan dapat merasakan pengalaman otentik Makassar, sekaligus mendukung para pelaku UMKM di sektor kuliner,”jelasnya.

Ilham menambahkan bahwa transformasi ini hanyalah awal dari perubahan besar yang ingin diwujudkan untuk Makassar.
Bersama Indira Yusuf Ismail, Ilham berkomitmen untuk menjadikan Makassar sebagai kota yang ramah bagi wisatawan, kaya akan budaya, dan unggul di bidang ekonomi kreatif.
“Saya percaya, dengan dukungan masyarakat, Makassar akan semakin dikenal dunia sebagai kota yang penuh potensi dan daya tarik. Kita ingin Makassar tidak hanya diingat sebagai kota festival dan kuliner, tetapi juga sebagai kota yang penuh kehangatan dan kreativitas,”pungkasnya. (rif)

source

Leave a Reply