BMKG Bantah Suhu Ekstrem Tertinggi Dunia di Makassar
axel wiryanto
Monday, 23 September 2024 14:52 pm
dibaca 14 kali

MAKASSAR, BKM — Panas ekstrem melanda Kota Makassar beberapa hari terakhir. Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar, suhu udara bisa mencapai 34 hingga 35 derajat celcius.

Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Farid menerangkan, saat ini masih dalam posisi puncak musim kemarau. Itulah yang mengakibatkan Kota Makassar dan sekitarnya suhu udara yang cukup panas. Namun kata Farid, ternyata suhu udara yang terasa sangat panas di Makassar bukan yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data dari BMKG, suhu maksimum di Indonesia terjadi di Kalimantan Barat, mencapai 37 derajat celcius. Makassar sendiri masih berada di urutan 18 dengan suhu maksimum 34,8 derajat celsius.

Dia melanjutkan, untuk di wilayah Provinsi Sulsel, hari tanpa hujan terpanjang terjadi di lokasi BPP Tanete Rilau, Kabupaten Barru dan BPPK Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar. “Selama 78 hari berturut-turut tidak ada hujan dengan kriteria kekeringan ekstrem,” ungkapnya.

Kendati di beberapa wilayah Sulsel masih terjadi panas ekstrem, namun sudah ada sejumlah daerah yang turun hujan. “Alhamdulillah hari ini (kemarin) sudah banyak yang hujan,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (22/9).
Diapun memperkirakan awal musim hujan di Makassar akan terjadi di Oktober mendatang. Namun intensitas hujannya sulit ditebak, bisa ringan, bahkan bisa juga langsung dengan rentetan hujan yang deras.

Sementara itu, beredar flyer di media sosial, termasuk WhatsApp yang menyebutkan Makassar akan mencapai suhu ekstrem tertingginya hari ini, Senin (23/9), yakni 38 derajat celsius. Suhu udara tersebut dinyatakan tertinggi di dunia.

Namun Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Rezky Yudha membantah hal itu. “Itu tidak benar. Suhu udara di Makassar diperkirakan masih berada di kisaran 34 hingga 35 derajat celsius,” ungkap Rezky.
Dia melanjutkan, penyebab terjadinya suhu panas yang cukup ekstrem akibat tutupan awan yang rendah di siang hari karena Makassar berada di musim kemarau. Rezky pin mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya memakai topi, suncreen, dan banyak minum air.
“Selain itu tidak melakukan pembakaran, karena potensi kemudahan penyebaran api yang tinggi,” tandasnya. (rhm)

source