Beda Gerak Politisi Pendukung di Pilgub
axel wiryanto
Saturday, 14 September 2024 04:56 am
dibaca 18 kali

MAKASSAR, BKM — Politisi yang berada di barisan pendukung bakal pasangan calon (bapaslon) gubernur dan wakil gubernur memperlihatkan gerak yang saling berbeda. Ada yang massif, namun ada pula yang lamban.

Di barisan bapaslon gubernur dan wagub Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) intens intens mengatur strategi pemenangan. Politisi Golkar Irwan Muin menegaskan bahwa sebagai kader, dirinya tegak lurus mendukung dan memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh Partai Golkar. “Saya siap berjuang untuk memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Golkar,” ujar Irwan Muin, Kamis (12/9).

Hal sama disampaikan legislator Golkar Sulsel Fachruddin Rangga. Kata dia, sebagaimana instruksi partai, dirinya sudah sampaikan ke jajaran tim (Sahabat FR) untuk fokus bergerak mensosialisasikan cagub dan cawagub Andalan Hati. “Kemarin tanggal 7 September 2024 kami ikut serta jalan sehat antimager yang di Takalar,” ujar Rangga.
Untuk itu Rangga optimistis bila usungan Golkar akan menang di Pilgub Sulsel. “Insyaaallah kami siap memenangkan Andalan Hati untuk menjadi gubernur dan wagub Sulsel 2024-2029,” tandas Rangga.
Demikian pula yang disampaikan legislator Golkar Sulsel Arfandi Idris. “Saya tentu akan bergerak sesuai dengan strategi dan metode penggalangan yang menjadi acuan dari tim pemenangan. Namun demikian, kami akan berusaha maksimal agar pengurus dan kader Partai Golkar bisa memberikan dukungan sepenuhnya pada pasangan calon Andalan Hati yang telah ditetapkan oleh DPP Partai Golkar,” ucap Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel ini.

Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulsel Andi Jamaluddin Djafar mengungkapkan keyakinannya bila pasangan Andalan Hati akan menang di pilgub.
“Sebab PAN sudah intens bekerja guna memenangkan usangan partai. Kami intens mengangkat soal prestasi ASS ketika menjadi gubernur. Termasuk banyak program infrastuktur di daerah yang telah dirasakan oleh masyarakat, khususnya di wilayah lintasan antardaerah. Angka pertumbuhan daerah dulu ketika masih dalam wilayah terpencil kini sudah terbuka sehingga hasil daerahnya sudah cepat diakses ke wilayah tujuan,” jelas mantan anggota DPRD Sulsel ini.

Minim Respons

Sementara itu, politisi yang berada dan menjadi pendukung bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Mohammad Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) minim respons dan terkesan kurang bergerak. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bahar Ngitung yang dimintai tanggapannya mengaku belum memiliki waktu yang cukup. “Belum ada, Dinda. Sibukka, banyak urusan di Jakarta,” ujar Bahar Ngitung yang pernah tercatat sebagai anggota DPD RI ini.

Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulsel Andi Ansyari Mangkona yang dikonfirmasi juga minim respons. “Coba tanya Bu Risfa sebagai Bappilu,” kilah Andi Ansyari Mangkona.
Demikian halnya yang disampaikan Wakil Ketua Dewan DPD PDIP Suslel Husain Junaid, bahwa yang bisa memberikan keterangan yakni Risfayanti Muin.
Wakil Ketua DPD PDIP Suslel Muhammad Iqbal Arifin menegaskan bila bergabungnya Danny Pomanto sebagai kader PDIP di Sulsel menjadi spirit tersendiri bagi partai. Kemudian maju dalam pilgub adalah kontemplasi bagaimana melihat Sulsel mesti dibenahi dengan politicalwill yang responsif.

“Sikap yang berpegang teguh pada komitmen pada visi dan misi, khususnya bagaimana membangun kualitas hidup masyarakat, menjadi satu tarikan napas dengan cita-cita PDIP. Bagi PDI Perjuangan, Danny Pomanto adalah jawaban tentang “siapa dan bagaimana” menyelamatkan Sulawesi Selatan dari keresahan yang selama ini terjadi, di semua segmentasi. Itulah sehingga kader PDI Perjuangan, baik provinsi maupun kabupaten/ kota se-Sulsel melihat pilgub ini bukan sekadar kontestasi politik lokal saja, tetapi juga menjadi ajang membuktikan “satyam eva jayate”…kebenaranlah yang akan berjaya. Danny Pomanto kami yakini sebagai sosok yang tidak akan membiarkan Sulsel tanpa unggulan yang kuat dan peran global yang strategis,” ujar Iqbal Arifin.
Menurutnya, kerja pemenangan PDIP untuk pilgub akan linear dengan kerja pemenangan pilkada kabupaten/kota, khususnya pemenangan calon dari kader partai, antara lain di pilwali Makassar, yakni Indira Yusuf Ismail dan beberapa pilkada kabupaten lainnya.

“Seluruh elektoral PDI Perjuangan akan dikelola secara maksimal. Elektoral partai nantinya secara partisipatif akan membantu meraup suara. Struktural partai dan legislator partai akan menjadi komandan-komandan lapangan di teritorialnya masing-masing. Pola assembling the army, mengumpulkan dan menghimpun pasukan telah dilaksanakan oleh kader serta struktural partai. Metode kerjanya sudah bergerak dengan polarisasi berdasarkan segmentasi pemilih. Kita tinggal tunggu pergerakan massifnya setelah Rakerdasus partai dan pengumuman nomor urut calon,” terang Iqbal lagi.
Terpisah, bendahara DPD PDIP Sulsel Dr Alimuddin mengungkapkan bila nanti ada Rakerdasus untuk memantapkan pergerakan.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel Yusran Sofyan mengaku bila komposisi sudah ada, tinggal tunggu petunjuk partai dan strategi pemenangan dari tim koalisi.

Hal berbeda disampaikan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Wahyuddin AB Kessa. Dia bilang, partainya sudah membentuk Tim Pemenangan DIA untuk mendukung tim yang sudah dibentuk oleh Danny.
“Tim Pemenangan PKB Sulsel di bawah koordinasi Sekretris Wilyah PKB Sulsel sudah mulai bekerja di berbagai tingkatan. Prioritas tim ini adalah mengefektifkan infrastruktur partai untuk bekerja di semua level dalam rangka pemenangan DIA. Seluruh pengurus DPW, DPC, DPAC dan anggota DPRD kabupaten/kota dan provinsi akan turun melakukan sosialisasi ke warga masyarakat Sulsel. Ini pertarungan head to head. Jadi strategi harus matang. Dengan segala potensi yang dimiliki PKB dan partai koalisi, kami yakin bisa menghadapi pesaing yang memiliki modal besar. Jaringan masyarakat sipil Sulsel juga ikut mendukung DIA, demi menyelamatkan Sulsel dari oligarki parakapitalis (pemodal),” ujar mantan anggota DPRD Sulsel ini. (rif)

source