Dinkes:Hati-hati Gagal Ginjal Pada Anak

MAKASSAR, BKM–Munculnya kasus anak-anak yang mengalami gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah secara rutin, harus menjadi perhatian bagi orang tua untuk memperhatikan anaknya dalam hal makanan dan minuman termasuk jajanannya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulsel-pun menegaskan agar para orang tua memperhatikan anak-anaknya dalam mengkonsumsi gula.
“Pertama tentu peran orang tua dalam memberikan pola asuh kepada anak-anaknya supaya tidak memberikan banyak makan kira-kira bisa merusak kesehatan ya. Artinya pemilihan makanan dan minuman banyak mengandung gula itu harus kita (kurangi) mulai dari keluarga,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Dr dr HM Ishaq Iskandar, Minggu (4/8).
Selain kepada orang tua, para guru, Pemda, BPOM dan pegiat media sosial juga harus mengedukasi anak-anak agar memilih makanan dan minuman yang sehat dan rendah gula.

“Juga di Sekolah harus mengedukasi supaya menjaga anak didiknya betul-betul menjaga kesehatannya ya, termasuk memilih makanan dan minuman yang sehat. Seluruh pihak lah,” ujar Ishaq.
Ia menambahkan, para produsen dan pabrikan minuman dan makanan atau produknya bisa lebih mengedepankan kesehatan agar tetap aman dikonsumsi oleh anak-anak.
“Makanan kita di rumah juga demikian ya. Kalau misalnya terlalu banyak gula dan karbohidrat bisa menganggu kesehatan, jadi harus seimbang ya, protein hewani, nabati dan juga makan sayur dan buah. Itu yang harusnya banyak dikonsumsi, tapi kita sekarang terbalik ya, kita sekarang banyak makan gorengan, yang instan misalnya,” sebut Ishaq.
Ishaq penyebab banyaknya anak menjadi pasien cuci darah adalah karena makanan. Menurutnya, anak-anak sekarang banyak mengkonsumsi makanan dan minuman bergula tinggi.
Dia menambahkan, kandungan gula yang tinggi pada makanan dapat memicu sejumlah penyakit kronis. Mulai dari gangguan ginjal, hati, stroke, hingga jantung.

“Batas maksimal konsumsi gula adalah 4 sendok teh per hari. Rendahnya konsumsi gula dinilai dapat mencegah orang terserang penyakit kronis,”ujar Ishaq.
Sementara itu, Pengamat Sosial dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Dr Nila Sastrawati mengatakan, salah satu ujung tombak agar anak terhindar asupan gulan yang banyak ada pada kedua orang tuanya.Sebab jika anak tidak diawasi jajanannya di sekolah maupun di luar rumah maka anak begitu mudahnya membeli jajanan yang mengandung gula yang banyak seperti minuman kemasan hingga makanan.”Kalau ingin anaknya berada di pola hidup sehat, orang tua sudah bisa meluangkan waktu menyiapkan makanan untuk anaknya ke sekolah yang dibuat dari rumah,”ujar Nila.(jun)

source