KIM Berpeluang Lanjut di Sulsel

MAKASSAR, BKM — Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berhasil mengantarkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, disebut berpeluang berlanjut di Sulawesi Selatan. Baik pada kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) maupun pemilihan wali kota (pilwali).
KIM diisi Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Termasuk pula di dalamnya partai non parlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta Partai Gelora.
Potensi berlanjutnya KIM di pilwali Makassar disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA).”Saya sudah melakukan komunikasi dengan Ketua Golkar Makassar Pak Munafri Arifuddin dan Pak Andi Seto Asapa dari Partai Gerindra,” ujar ARA, Selasa (2/7).

ARA menyampaikan bahwa salah satu alasan KIM bisa lanjut, karena Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia. “Kota berharap nantinya pemimpin yang terpilih betul-betul memahami Makassar seperti apa kondisinya. Kita bicara pengalaman, jam terbang. Jadi, Makassar tidak bisa dikelola oleh orang biasa-biasa saja,” ujar ARA.
Politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Makassar ini memberikan analogi bahwa seorang pemimpin itu bagaikan dokter spesialis yang mampu mendeteksi penyakit pasien. “Jangan sampai sakit yang diderita tidak pas dengan obat yang diberikan. Untuk itu peran media harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat, ayo pilihlah pemimpin yang pantas dengan gagasannya dan pengalamannya. Jangan hanya mengandalkan isi tas. Otak juga harus berisi gagasan dan pengalaman,” ucap ARA.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe, jauh hari memberikan isyarat KIM bisa berlanjut di pilgub. Menurutnya, Demokrat siap bergabung jika Gerindra mengusung Andi Iwan Darmawan Aras di kontestasi tingkat provinsi.

Demokrat juga, lanjut Ulla –sapaan akrab Ni’matullah– telah menyerahkan rekomendasi yang sifatnya surat tugas partai berlambang bintang mercy ini kepada Adi Rasyid Ali sebagai bakal calon wali kota Makassar. Usai menyerahkan rekomendasi, Ulla berjanji akan mengawal ARA hingga menjadi pemimpin di Kota Makassar.
ARA juga membenarkan bila Ulla siap membantu dirinya maju di pilwali Makassar. “Soal surat tugas, saya berterima kasih kepada Pak Ni’matullah yang telah menyerahkannya kepada saya, walaupun saya tahu tugasku. Saya juga baru kemarin dipublis di sekretariat DPD Demokrat Sulsel. Pesan beliau (Ulla), akan pasang badan untuk memback up saya maju sebagai calon wali kota makassar. Ketua partai itu simbol partai,” tegas ARA.
Soal posisi 01 ataukah 02, ARA mengaku bahwa saat ini semua kandidat masih mengintip apakah akan maju sebagai 01 atau 02. ”Kita serahkan semua pada waktu yang akan menjawabnya,” tandasnya.
Selain ARA, namun Abd Rahman Bando (ARB) juga telah mendapatkan surat tugas yang ditandatangani langsung Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Karena itu, dua kader terbaik Demokrat ini dipastikan berebut restu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam surat tugas itu, ARA dan ARB diminta untuk bisa mencukupkan partai koalisi menjadi 10 kursi. Karena Demokrat hanya mengontrol tiga kursi di DPRD Kota Makassar.
ARB mengatakan, dengan adanya surat tugas dari Demokrat, langkah ke depannya adalah bagaimana bisa mencukupkan koalisi, mencari pasangan calon yang akan mendampingi serta bekerja keras dalam meningkatkan elektabilitas.
“Jadi harus membangun ruang bagi semua figur yang ada niat untuk maju di pilwali Makassar,” jelasnya.

Seto Buang Handuk?

Politisi Partai Gerindra selaku bakal calon wali kota Makassar Andi Seto Gadhista Asapa menepis isu bila dirinya bisa maju untuk posisi 02 atau bakal calon wakil wali kota. Hal ini disampaikan Syarifuddin Daeng Punna (Sadap), yang dengan tegas membantah rumor soal Andi Seto bisa memilih posisi 02 di pilwali Makassar.
Sadap mengatakan, tidak benar pemberitaan belakangan ini yang menginformasikan bahwa ASA telah buang handuk. Menurutnya, berita tersebut merupakan upaya untuk mendowngrade citra ASA sebagai salah satu bakal calon wali kota Makassar.
“Kami sangat menyayangkan adanya beberapa berita soal Andi Seto Asapa yang tidak coverbooth side,” ucap Sadap, Selasa (2/7)
“Penilaian bahwa Andi Seto telah buang handuk merupakan sebuah penggiringan opini yang sengaja dilakukan untuk merontokkan citranya,” tambah Sadap.
Selain itu, Sadap juga menyatakan bahwa pihaknya sangat menghargai segala bentuk rilis survei.
Menurutnya, wajar bagi Andi Seto jika belum bisa menyamai elektabilitas beberapa figur yang dianggap sebagai pemain lama di Kota Makassar.
“Soal hasil survei yang dirilis beberapa lembaga survei terkait perolehan elektabilitas Andi Seto yang belum berada di puncak papan survei itu lumrah. Karena yang memuncaki papan survei merupakan pemain lama di pilwali,” ujarnya. (jun)

source