7 Potensi Kecurangan di Pilkada Serentak
axel wiryanto
Sunday, 16 June 2024 10:38 am
dibaca 152 kali

MAKASSAR, BKM–Sedikitnya ada tujuh hal yang patut diwaspadai pada pelaksanaan pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang.
Yakub Prayatama dari Media Indonesia menjelaskan bila potensi bentuk kecurangan yang terjadi pada Pilkada serentak. Pertama, netralitas ASN ,dan pejabat yang terpilih.

Kedua, politik bansos yang bisa menguntungkan calon tertentu, utamanya ada calon yang berhubungan dengan pejabat
Ketiga, pengerahan aparat keamanan. Untuk itu, gerak gerik aparat patut diwaspadai
Keempat, juga patut diawasi dua penyelenggara Pemilu yakni KPU dan Bawaslu.
“Yang kelima yakni mobilisasi aparat desa hingga perangkat desa,”ujar Yakub ketika menjadi narasumber pada acara konsolidasi media dalam rangka penguatan pemberitaan pada pengawasan tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024 di Cafe Plazgozz, Jalan Yusuf Dg Ngawing, Kota Makassar, Kamis (13/6).

Kegiatan yang dimediasi oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulsel juga menghadirkan Sub Koordinator Bagian Humas dan Media Massa Bawaslu RI, Ahmad Ali Imro dan Kepala Divisi Data dan Informasi Bawaslu Sulsel, Alamsyah.
Menurut Imron, kegiatan ini bertujuan untuk menjalin sinergitas dengan wartawan yang berkerja di wilayah Kota Makassar dan Sulsel pada umumnya, untuk memberikan informasi atau berita yang relevan, valid, dan bersumber pada narasumber yang kredibel.

“Karena tugas untuk mendidik masyarakat ini bukan hanya tugas Bawaslu dan KPU sebagai penyelenggara, tapi semua unsur, khusunya insan pers,”jelas Imron.
Sementara itu, Alamsyah menjelaskan, ada empat titik rawan dalam pengidentifikasian dalam proses atau tahapan Pilkada Serentak 2024.

“Yakni pencegahan money politik, pencegahan netralitas ASN, TNI, dan Polri.

Kemudian pencegahan politisasi SARA, serta pencegahan kampanye negatif,”kata Alamsyah.
Menurut Alamsyah, Sulsel selalu masuk dalam kategori zona merah yang berarti tingkat kerawanan pemilihan terbilang sangat tinggi.
“Tapi pengalaman kita baik pemilu maupun pilkada, Sulsel dikatakan zona merah. Tapi faktanya (pemilu dan pilkada) selalu dalam keadaan aman dan damai,”jelasnya.
Dalam acara ini juga menghadirkan pelaku media massa sebagai narasumber Didit Haryadi yang merupakan Ketua AJI Makassar dan juga wartawan Tempo. (rif)

source