DI kalangan penguasa banyak yang menduga bahwa gen Z itu apolitis. Karena banyak anak muda menganggap politik itu kotor, akibat banyaknya kasus-kasus negatif yang sudah dilakukan oknum pejabat di negara kita.
Tapi tahun ini anak muda mulai gigih dan peka untuk melakukan gerakan politik. Juga memunculkan gagasan-gagasan. Sudah waktunya anak muda menjadi roda penggerak politik yang lebih baik, sebagai bentuk kepedulian bagi kesejahteraan. Hal tersebut dibuktikan lewat survei dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dari hasil survei tersebut, ternyata pemilih dari generasi Z itu mencapai 56 persen. Tentu itu sangat berpengaruh dengan masa depan bangsa Indonesia. Oleh karena itu banyak anak muda yang berpendapat dan menanggapi melalui pokok-pokok pikiran utamanya pada pemilu yang dianggap paling seru bagi gen Z karena banyaknya perbedaan opini.
Pada pemilu 2024 ini, saya melihat ada banyak perbedaan yang tajam, berwarna dan banyak ide-ide kreatif yang muncul dari capres-cawapres dan calon legislatif. Sebagai warga negara kita membutuhkan yang namanya kedewasaan dalam bermasyarakat dan berpolitik untuk menghindari perpecahan. Baik sebagai apolitis atau pun yang terlibat dalam dunia politik tentunya sudah tidak asing dengan budaya politik.
Makanya, penting untuk kita mengetahui do and dones, atau apa yang sudah apa yang dilakukan. Partisipasinya dalam dunia politik, tentang apa yang sudah dibijaki, bagaimana kandidat-kandidat tersebut menangani kebijakan. Apakah peduli pada kebijakan publik atau tidak. Karena dalam pemilu masyarakat Indonesia terlibat di dalamnya.
Menggali sejarah atau rekam jejak dari calon-calon yang akan dipilih, bukan tentang siapa yang paling terbaik. Tapi siapa yang paling minim melakukan hal yang menentang undang-undang. Bukan hanya ketika ingin menjabat tiba-tiba muncul ide-ide yang ke depan belum tentu terealisasikan. Tetapi yang paling utama adalah apa yang sudah dia sumbangsikan bagi negara sebagai bentuk jiwa kepemimpinan dan kesetiaan, serta pengabdian terhadap bangsa dan negara.
Oleh karena itu, setelah pemilu 2024 ini, yang sudah terpilih dan akan menjadi nakhoda Indonesia lima tahun ke depan, saya berharap tidak hanya mementingkan hal yang menjadi keuntungan pribadi, tetapi juga mengupayakan kemajuan bagi Indonesia yang sudah lama didamba-dambakan. Tidak hanya menjadi angan, tetapi dapat dirasakan dalam 5-10 tahun ke depan, dan juga menyamaratakan kesejahteraan rakyat. Sebab jika hal itu tidak mampu diimplementasikan maka yang akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin.
Hal yang saya paling impikan adalah Indonesia bukan lagi negara berkembang, tetapi menjadi negara maju dan mampu bersaing dengan negara-negara luar. Yang paling penting sila terakhir yaitu adanya kesetaraan di antara semua masyarakat, tidak ada yang di deskriminasi. (jar)