Waspada Cuaca Ekstrem!
axel wiryanto
Saturday, 13 January 2024 17:30 pm
dibaca 88 kali

MAKASSAR, BKM — Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan warga untuk senantiasa waspada dalam menghadapi puncak musim hujan yang mulai dirasakan saat ini. Bagi mereka yang bermukim di lokasi rawan banjir, diingatkan untuk siaga dengan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin, mengatakan
peringatan dini terkait cuaca buruk dan intensitas hujan yang kian meningkat mulai dikeluarkan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar. Informasi tersebut pun diteruskan BPBD ke masyarakat, khususnya melalui media sosial menggunakan flyer.
Seperti yang dilakukan kemarin, Jumat (12/1).

BPBD Kota Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang akan terjadi di Kota Makassar. Mantan Kadispora Makassar itu mengatakan dalam dua hari ini, Jumat dan Sabtu, 12-13 Januari, Kota Makassar diprediksi berstatus siaga.
“BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan prakiraan cuaca ekstrem hujan lebat di Kota Makassar dan wilayah lainnya di Sulsel. Kota Makassar berstatus siaga pada 12 Januari mulai pukul 08.00 Wita hingga 13 Januari pukul 08.00 Wita,” kata Achmad Hendra saat ditemui di kantor BPBD, Jalan Kerung-kerung.

Dia mengatakan, BPBD saat ini sudah siap menghadapi kemungkinan terjadinya potensi bencana hydrometeorologi.

Pemkot Makassar sudah menetapkan status siaga darurat bencana. Personel maupun peralatan rescue, semua sudah disiagakan. BPBD juga sudah menyiapkan SK Darurat Banjir.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas PU, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial untuk persiapan penanganan bencana hidrometeorologi .
Ada empat kecamatan yang menjadi fokus pengawasan karena rawan banjir. Yakni Kecamatan Tamalanrea, Biringkanaya, Manggala, dan Panakkukang. Namun bukan berarti pengawasan tidak dilakukan di kecamatan lain. Karena berdasarkan pengalaman tahun lalu, banjir terjadi hampir terjadi di seluruh kecamatan.
Untuk menghadapi potensi bencana, BPBD saat ini sudah dibekali berbagai peralatan canggih. Mulai dari perahu karet, truk serbaguna, ambulans, mesin, motor listrik, safety helmet, genset, mesin, alat selam, drone, dan peralatan tempur lainnya.
Paling terbaru, BPBD Makassar baru saja mendatangkan drone robot bawah laut, Remotely Operated Vehicle (ROV). Drone ini dikendalikan menggunakan remote control.

“Alat ini kita gunakan untuk penyelamatan di bawah laut, memudahkan personel dalam melakukan pencarian, juga meminimalisir kecelakaan personel saat bertugas,” ucap Achmad Hendra.
Robot bawah air ini mampu menyelam di kedalaman 200 meter.

Dilengkapi capit yang bisa mengait korban yang tenggelam dengan maksimal beban 100 kg. Ada pula kamera canggih untuk mendeteksi obyek yang ada dalam laut. Ia berharap alat ini bisa dimaksimalkan untuk penyelamatan bawah laut.
Selain itu, BPBD juga memiliki water purifier atau alat untuk memproses air untuk menjadi siap minum. Jumlahnya lima unit. Water purifier ini bisa difungsikan di lokasi-lokasi banjir atau pengungsian yang kesulitan memperoleh air minum.
“Jadi kita sudah uji coba. Biar airnya keruh bisa diolah menjadi air siap minum. Alat ini sudah mengantongi ISO dan bersertifikat halal,” tambah Achmad Hendra.

Saat ini, BPBD dilengkapi 12 perahu karet. Kapasitas angkut perahu berbeda-beda. Ada yang berkapasitas enam orang, delapan, hingga 12 orang.
Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya juga sudah menyiagakan 120 personel yang akan langsung terjun ke lokasi bencana jika dibutuhkan.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto sudah menginstruksikan seluruh camat dan stakeholder terkait untuk melakukan monitoring ke wilayah-wilayah rawan banjir.

“Saya minta semua camat, khususnya yang wilayahnya rawan banjir untuk terus monitoring. Semua stand by untuk melakukan prosedur penanganan jika terjadi banjir,” ungkap Danny.

Dia mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca, intensitas hujan akan mengalami peningkatan. Potensi hujan lebat, kata orang nomor satu Makassar itu dapat menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan genangan air.
Sejauh ini, kata Danny, Pemkot Makassar sudah berupaya melakukan upaya meminimalisir potensi banjir di daerah-daerah rawan.

Salah satunya dengan melakukan normalisasi aliran air di saluran air. Seperti pengerukan drainase atau daerah aliran air yang terhambat oleh sedimentasi.
“Upaya yang dilakukan di daerah rawan banjir seperti Manggala dan Paccerakang adalah memaksimalkan aliran air. Ada yang kita perbaiki, digali sedimentasinya supaya kapasitas daya tampung air bisa maksimal, dan lainnya,” jelas Danny.
Namun yang menjadi kendala sejauh ini adalah penanganan sungai dan aliran air maupun kanal utama bukan merupakan kewenangan Pemkot Makassar. “Persoalannya kita tidak ada otoritas untuk menggali atau menormalisasi saluran air utama. Itu kewenangan balai besar. Tapi tetap kita turun membantu kalau kondisinya darurat dan butuh penanganan,” tandas Danny. (rhm)

source