YLKI: Ada Apa Sebenarnya di PLN?
axel wiryanto
Friday, 01 December 2023 02:04 am
dibaca 75 kali

MAKASSAR, BKM — Meski hujan sudah mengguyur di hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan, pemadaman listrik bergilir di wilayah ini masih terus berlangsung. Pihak PLN UID Sulselrabar berdalih bahwa debit air untuk pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) masih belum mencukupi.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Ambo Masse angkat bicara terkait hal itu. Menurutnya, hujan deras di daerah sudah terjadi beberapa hari terakhir, tapi pemadaman listrik masih saja dilakukan oleh PLN.

“Kalau kekurangan debit air, kalau kita lihat sekarang kan di beberapa daerah sudah mulai musim hujan. Ini harus dijelaskan kepada masyarakat kenapa masih terjadi pemadaman bergilir,” kata Ambo Asse, Selasa (28/11).

Dia menyebut pemadaman listrik dengan durasi yang lebih lama saat ini sangat merugikan masyarakat. Ia menyebut salah satu contoh imbas pada pengurusan administrasi di kantor pemerintah dan lainnya, masyarakat harus bolak balik.

“Kemudian kedua, kenapa durasinya semakin lama. Ini semakin banyak kerugian yang disampaikan konsumen,” terangnya.

Menurutnya, pemadaman listrik saat ini semakin mempersulit kegiatan masyarakat sehari-hari. Khususnya yang memiliki usaha.

“Saya kira PLN harus ekstra kerja keras dan bisa berkolaborasi dengan siapa saja untuk bagaimana mengatasi masalah ini. Harus disampaikan secara masif permasalahkan kenapa bisa seperti ini. Kalau soal air, kan hujan semakin banyak di daerah. Harus dijelaskan, ada apa sebenarnya di PLN?” tukasnya.

Ia melanjutkan bahwa dalam undang-undang menegaskan, masyarakat berhak memperoleh listrik sebagai kebutuhan pokok yang memadai terjangkau dan andal. Kalau ini kan sudah mengganggu. Masyarakat yang mengalami kerugian bisa keberatan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Ambo menyebutkan bahwa kinerja PLN UID Sulselrabar yang tak kunjung menemukan solusi penyelesaian yang terjadi, justru menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat bahwa mereka tidak mempunyai langkah solutif.

“Dampaknya sudah sangat besar sekali, khususnya pada kerugian yang dialami masyarakat. Meskipun yang diklaim karena faktor alam, tapi kalau terus berlarut-larut, PLN bisa dianggap tidak dapat solusi terbaik,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, holding PLN
UID Sulselrabar menjelaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan pasokan listrik. Walau begitu, ada kondisi kelistrikan yang tidak mendukung di Sulawesi bagian selatan.

“Setiap harinya tanpa kenal lelah, PT PLN (Persero) melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan pasokan listrik sehubungan dengan kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca panas yang berkepanjangan yang terjadi bulan-bulan sebelumnya, sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama PLTA turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik,” jelas Manager Komunikasi dan TJSL PLN Sulselrabar Ahmad Amirul Syarif, Rabu (29/11).
Dia melanjutkan, walau beberapa hari terakhir hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.
Ia mengklaim bahwa PLN sangat terbuka dalam menerima masukan dan aspirasi dari masyarakat. Pihaknya memastikan akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menormalkan pasokan listrik.
PLN juga, lanjut Amirul, memohon doa dan dukungan masyarakat kepada petugas lapangan yang tanpa henti menjaga pasokan listrik agar tetap kontinyu.

“Mohon doanya semua semoga bisa segera normal lagi: Menindaklanjuti kompensasi, PLN berkomitmen untuk menjalankan amanat peraturan yang berlaku kepada masyarakat. PLN juga menyampaikan permohonan maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan,” tandasnya. (jun)

source