Vale Indonesia Sudah Terapkan Praktik ESG Sejak Lama
axel wiryanto
Wednesday, 13 September 2023 09:29 am
dibaca 307 kali

”Setelah itu, perusahaan kembali membangun dua PLTA, yaitu Balambano produksi daya listrik sebesar 110 MW dan Karebbe 90 MW. Kami telah mengoperasikan tiga PLTA berkapasitas 365 MW. Sebesar 10,7 MW didistribusikan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat,” katanya.
Abu menjelaskan, seluruh kebutuhan energi listrik perusahaan termasuk pabrik didukung oleh ketiga PLTA tersebut. Sehingga, sejak awal beroperasi PT Vale telah memanfaatkan sumber energi baru terbarukan.
Selain itu, dia juga menyampaikan, PT Vale telah mendeklarasikan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim pada Conference of Parties ke-26 (COP-26).

”Dalam menambang perseroan bertanggung jawab melakukan reklamasi dan revegetasi terhadap lahan pascatambang, ini bagian dari proses pertambangan berkelanjutan,” jelasnya.
Abu juga memaparkan mengenai inovasi PT Vale di bidang pertambangan untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Pemerintah Indonesia menargetkan net zero emission pada 2060.
”PT Vale memiliki roadmap menuju net zero emission lebih cepat 10 tahun dibandingkan pemerintah yaitu pada 2050. Target terdekat perseroan menurunkan emisi karbon 33 persen pada 2030, dengan solusi efisiensi energi dan optimasi pemanfaatan energi terbarukan. Target ini masih belum melenceng dari jalurnya,” paparnya penuh optimistis
Selain Abu Ashar, kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari pelaku industri dan akademisi. Sekjen Kementerian ESDM Dr. Dadan Kusdiana juga menjadi salah satu pembicara pada kegiatan ini.

Sementara itu, President Society of Renewable Energy Universitas Hasanuddin, Aflah Fikri Mahmud, mengatakan, isu climate, energy, dan sustainability merupakan isu yang sangat esensial saat ini.
Bahkan, katanya, pada pertemuan negara-negara banyak membahas mengenai perubahan iklim. Sehingga, penting bagi mahasiswa bersama pelaku industri membahas lebih dalam mengenai climate change ini.
”Salah satu dokumen dalam Paris Agreement menetapkan bahwa seluruh negara di dunia harus berkomitmen untuk menurunkan kenaikan suhu rerata bumi. Bahkan hingga di bawah 1,5 derajat celcius. Hal ini salah satu alasan sehingga kami mengangkat isu iklim dalam seminar ini,” katanya.
Afliah melanjutkan, energi menempati dominasi tertinggi untuk gas rumah kaca di Indonesia. Kemudian faktor yang mempengaruhinya, yaitu industri, transportasi, hingga rumah tangga.
”Untuk itu, dalam kegiatan ini kita ingin mencari solusi yang berkelanjutan, artinya dampaknya tidak hanya untuk saat ini tetapi berdampak pada anak cucu kita,” jelasnya. (mir)

The post Vale Indonesia Sudah Terapkan Praktik ESG Sejak Lama appeared first on Berita Kota Makassar.

source