82,94 Persen Warga Makassar Tertarik Nonton TV Digital

MAKASSAR, BKM — Peralihan TV analog ke digital saat ini terus berproses.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah menyusun agenda atau jadwal penonaktifan TV analog di berbagai wilayah di Indonesia. Termasuk di Provinsi Sulsel.

Staf Khusus Menkominfo RI Rosarita Niken Widiastuti menuturkan, syarat implementasi ASO atau penghentian siaran TV analog dilakukan setelah distribusi Set Top Box (STB) mencapai minimal 90 persen.

“Penutupan siaran TV analog bisa dilakukan setelah distribusi STB capai minimal 90 persen,” ujar Niken.

Dikutip dari data realisasi distribusi Kementerian Kominfo pada wilayah Sulsel-1 per tanggal 10 Mei 2023, Kota Makassar capai distiribusi STB tertinggi yakni 82,5 persen.

Total persentase realisasi distiribusi STB pada wilayah Sulsel-1 di angka 54 persen atau total 27.995 rumah tangga miskin.

Niken berharap, jelang beberapa hari yang tersisa sebelum penghentian TV analog, pemerintah setempat wilayah Sulsel-1 dapat memaksimalkan distribusi STB.

“Masih ada waktu beberapa hari untuk setiap pemerintah setempat penyedia STB mengoptimalkan distribusi STB, sehingga masyarakat tidak dirugikan saat peralihan 20 Mei nanti,” jelasnya saat rapat koordinasi di Hotel Claro Makassar terkait teknis ASO khusus Wilayah Sulawesi Selatan-1 (Sulsel-1) akhir pekan lalu.

Niken menambahkan, khusus untuk Kota Makassar, dari hasil survei, sebanyak 82,94 persen masyarakatnya tertarik untuk menonton siaran TV digital. “Ketertarikan tersebut menjadi modal untuk mendorong masyarakat beralih secara mandiri. Keinginan masyarakat untuk beralih dengan membeli STB secara mandiri ada di angka 65,22 persen,” jelasnya.
Dari pemeriksaan lapangan, STB di toko-toko elektronik sudah tersedia dengan harga dikisaran Rp175-260 ribu.
Kesiapan masyarakat Kota Makassar tidak lepas dari andil kinerja lembaga penyiaran. Menurut Niken Widiastuti seluruh 18 lembaga penyiaran yang bersiaran secara analog di Kota Makassar dan sekitarnya telah bermigrasi ke siaran digital.

Menurutnya, ada beberapa urgensi digitalisasi penyiaran. Di antaranya, kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualitas. Lalu, efisiensi penggunaan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industri era 4.0, serta penataan frekuansi guna mendorong ekonomi digital dan idustri di era 4.0.
Selanjutnya, tersedia digital deviden untuk alokasi frekuansi broadband 5G yang akan digunakan, dan menghindari sengketa dengan negara-negara tetangga yang disebabkan intervensi spektrum frekuensi di wilayah-wilayah perbatasan, serta keragaman konten televisi. (rhm)

The post 82,94 Persen Warga Makassar Tertarik Nonton TV Digital appeared first on Berita Kota Makassar.

source