MAKASSAR, BKM– Arak-arakan Dewa Cap Go Meh Imlek 2576 dilaksanakan di Jalan Sangir, Minggu (2/2).Arak-arakan ini dipimpin langsung Dewa Kwan Kong dan 11 kelenteng lainnya.
Dihadapan Penjabat Gubernur Sulsel Fadjry Djufry, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan, serta Kakanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, para peserta arak-arakan menampilkan berbagai pertunjukan, termasuk klenteng barisan terbanyak yakni 1.300 pertunjukan naga dan barongsai.
Arak-arakan ini kembali digelar setelah 11 tahun tidak dilaksanakan, arak arakan dimulai start di Jalan Sangir, lalu mengarah ke Jalan Irian, kemudian ke Jalan Ahmad Yani lalu masuk ke Jalan Sulawesi.
Sebanyak 6.000 peserta terlibat baik dari Vihara, Cetiya maupun Klenteng di Kota Makassar, Kota Parepare dan Kabupaten Takalar.
Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry menyampaikan bahwa kegiatan ini menandakan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Sulsel yang sudah mengakar sejak dulu.
“Saya dorong kegiatan seperti ini bisa rutin digelar setiap tahun, untuk memperlihatkan eksistensi kedamaian dan kerukunan di Sulsel baik suku, agama ras dan antar golongan,” ujar Prof Fadjry Djufry.
Acara ini dimulai dengan penabuhan gendang Imlek oleh sejumlah pejabat.
Kakanwil Kemenag Prov Sulsel, Ali Yafid, mengajak umat Khonghucu dan umat beragama lainnya di Sulsel untuk mengamalkan ajaran agamanya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Sebab, jika umat beragama menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, Menag yakin Indonesia akan semakin damai dan sejahtera.
“Semakin dekat kita dengan ajaran agama masing-masing, maka akan semakin dekat dengan agama lain. Karena semua agama itu banyak persamaan dari sisi universal,” sebut kakanwil.
“Semakin religius umat beragama, maka kata kerukunan dan kedamaian umat akan terwujud, tidak sekedar simbolis semata” sambungnya.
Arak-arakan ini diawali oleh barisan Dewa Kwan Kong dan disusul 11 kelenteng lainnya. Mereka melewati podium tamu kehormatan dengan mengarak Patung Dewa Dewi dan simbol simbol khas Imlek.
Arak-arakan Dewa dan Budaya ini juga berisi berbagai pertunjukan, diantaranya barisan merah putih, dan budaya lokal, termasuk dari sejumlah bahan klenteng barisan terbanyak, yakni menurunkan 1.300 orang dengan beragam persembahan seperti pertunjukan naga dan barongsai, tarian massal khas dari negeri tirai bambu.
Yang unik adalah, satu barisan yang bertugas khusus membersihkan dan memungut sampah sampah yang terserak di lokasi atau rute yang dilalui peserta.Tampak pula aparat baik TNI maupun Polda Sulsel turut serta dalam memberikan pengamanan yang ketat dalam pertunjukan ini.(jun)